[Type the document title]
[Type the document subtitle]
Artikel
dengan judul penyimpangan seksual ini akan memabahas tentang
jenis-jenis atau bentuk-bentuk penyimpangan seksual.mudah-mudahan
artikel ini dapat bermanfaat untuk kehidupan kita.
|
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, serta
jungjungan kami Nabi besar Muhammad SAW, karena berkat rahmat dan hidayatnya,
saya dapat menyelesaikan artikel yang berjudul tentang Penyimpangan Seksual.
Makalah ini Khusus dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas Mata pelajaran Sosiologi, yang mudah-mudahan dapat
menambah dan meningkatkan pengetahuan yang secara otomatis akan menjadikan
manusia yang bermoral dan mempunyai prilaku dan keperibadian yang baik menerut
norma dan aturan yang telah di tentukan.
Dalam pembuatan Artikel ini
menyadari bahwa banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan maupun
dalam kata-kata kurang tepat, dan dalam penyajian data-data yang kurang yang di
sebabkan keterbatasa kami selaku insan yang sedat kami hng belajar.
Oleh karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan untuk perbaikan tugas-tugas di masa yang akan datang. Akhir kata kami
mengucapkan rasa terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga terselesainya Artikel ini.
Jampangtengah,
03 April 2010
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latara
belakang
Manusia
itu diciptakan Tuhan sebagai makhkluk sempurna, sehingga mampu mencintai
dirinya (autoerotik), mencintai orang lain beda jenis (heteroseksual)
namun juga yang sejenis (homoseksual) bahkan dapat jatuh cinta makhluk
lain ataupun benda, sehingga kemungkinan terjadi perilaku menyimpang dalam
perilaku seksual amat banyak. Manusia walaupun diciptakanNya sempurna namun ada
keterbatasan, misalnya manusia itu satu-satunya makhluk yang mulut dan
hidungnya tidak mampu menyentuh genetalianya; seandainya dapat dilakukan
mungkin manusia sangat mencintai dirinya secara menyimpang pula. Hal itu sangat
berbeda dengan hewan, hampir semua hewan mampu mencium dan menjilat genetalianya,
kecuali Barnobus (sejenis Gorilla) yang sulit mencium genetalianya. Barnobus
satu-satunya jenis apes (monyet) yang bila bercinta menatap muka
pasangannya, sama dengan manusia. Hewanpun juga banyak yang memiliki
penyimpangan perilaku seksual seperti pada manusia, hanya saja mungkin
variasinya lebih sedikit, misalnya ada hewan yang homoseksual, sadisme, dan
sebagainya.
Sehubungan
dengan itu saya menyusun artikel ini dengan judul penyimpangan seksual dan akan
memabahas tentang jenis-jenis penyimpangan seksual.mudah-mudahan artikel ini
dapat bermanfaat untuk kehidupan kita.
B.
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian dari penyimpangan seksual.
2. Mengetahui
bentuk-bentuk penyimpangan seksual.
3. Menambah
wawasan tentang perilaku yang menyimpang.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Bentuk – Bentuk Penyimpangan Seksual
Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual
yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak
sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah
menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini
bersifat psikologis
atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan
faktor genetik.
Berikut ini macam-macam bentuk penyimpangan seksual:
1.
Homoseksual
Homoseksual
merupakan kelainan seksual berupa disorientasi pasangan seksualnya. Disebut gay
bila penderitanya laki-laki dan lesbi untuk penderita perempuan. Hal yang
memprihatinkan disini adalah kaitan yang erat antara homoseksual dengan
peningkatan risiko AIDS. Pernyataan ini dipertegas dalam jurnal kedokteran
Amerika (JAMA tahun 2000), kaum homoseksual yang "mencari"
pasangannya melalui internet, terpapar risiko penyakit menular seksual
(termasuk AIDS) lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak.
Gambar1.1 Pelaku homoseksual
2.
Sadomasokisme
Sadisme
seksual termasuk kelainan seksual. Dalam hal ini kepuasan seksual diperoleh
bila mereka melakukan hubungan seksual dengan terlebih dahulu menyakiti atau
menyiksa pasangannya. Sedangkan masokisme seksual merupakan kebalikan dari
sadisme seksual. Seseorang dengan sengaja membiarkan dirinya disakiti atau
disiksa untuk memperoleh kepuasan seksual.
3.
Ekshibisionisme
Penderita
ekshibisionisme
akan memperoleh kepuasan seksualnya dengan memperlihatkan alat kelamin mereka
kepada orang lain yang sesuai dengan kehendaknya. Bila korban terkejut, jijik
dan menjerit ketakutan, ia akan semakin terangsang. Kondisi begini sering
diderita pria, dengan memperlihatkan penisnya yang dilanjutkan dengan masturbasi
hingga ejakulasi.
4.
Voyeurisme
Istilah
voyeurisme
(disebut juga scoptophilia) berasal dari bahasa Prancis yakni vayeur
yang artinya mengintip. Penderita kelainan ini akan memperoleh
kepuasan seksual dengan cara mengintip atau melihat orang lain yang sedang
telanjang, mandi atau bahkan berhubungan seksual. Setelah melakukan kegiatan
mengintipnya, penderita tidak melakukan tindakan lebih lanjut terhadap korban
yang diintip. Dia hanya mengintip atau melihat, tidak lebih. Ejakuasinya
dilakukan dengan cara bermasturbasi setelah atau selama mengintip atau melihat
korbannya. Dengan kata lain, kegiatan mengintip atau melihat tadi merupakan
rangsangan seksual bagi penderita untuk memperoleh kepuasan seksual. Yang
jelas, para penderita perilaku seksual menyimpang sering membutuhkan bimbingan
atau konseling
kejiwaan, disamping dukungan orang-orang terdekatnya agar dapat membantu
mengatasi keadaan mereka.
5.
Fetishisme
Fatishi
berarti sesuatu yang dipuja. Jadi pada penderita fetishisme,
aktivitas seksualnya disalurkan melalui bermasturbasi dengan BH (breast
holder), celana dalam, kaos kaki, atau benda lain yang dapat meningkatkan
hasrat atau dorongan seksual. Sehingga, orang tersebut mengalami ejakulasi dan
mendapatkan kepuasan. Namun, ada juga penderita yang meminta pasangannya untuk
mengenakan benda-benda favoritnya, kemudian melakukan hubungan seksual yang
sebenarnya dengan pasangannya tersebut.
6.
Pedophilia / Pedophil / Pedofilia / Pedofil
Adalah orang dewasa yang yang suka melakukan hubungan seks /
kontak fisik yang merangsang dengan anak di bawah umur.
7.
Bestially
Bestially adalah manusia yang suka melakukan hubungan seks
dengan binatang seperti kambing, kerbau, sapi, kuda, ayam, bebek, anjing,
kucing, dan lain sebagainya.
8.
Incest
Adalah hubungan seks dengan sesama anggota keluarga
sendiri non suami istri seperti antara ayah dan anak perempuan dan ibu dengna
anak cowok
9.
Necrophilia/Necrofil
Adalah orang yang suka melakukan hubungan seks dengan orang yang
sudah menjadi mayat / orang mati.
10.
Zoophilia
Zoofilia adalah orang yang senang dan terangsang melihat
hewan melakukan hubungan seks dengan hewan.
11.
Sodomi
Sodomi adalah pria yang suka berhubungan seks
melalui dubur pasangan seks baik pasangan sesama jenis (homo) maupun dengan
pasangan perempuan.
12.
Frotteurisme/Frotteuris
Yaitu suatu bentuk kelainan sexual di mana seseorang laki-laki
mendapatkan kepuasan seks dengan jalan menggesek-gesek / menggosok-gosok alat
kelaminnya ke tubuh perempuan di tempat publik / umum seperti di kereta,
pesawat, bis, dll.
13. Gerontopilia
adalah suatu perilaku penyimpangan seksual dimana
sang pelaku jatuh cinta dan mencari kepuasan seksual kepada orang yang sudah
berusia lanjut (nenek-nenek atau kakek-kakek). Gerontopilia termasuk dalam
salah satu diagnosis gangguan seksual, dari sekian banyak gangguan seksual
seperti voyurisme, exhibisionisme, sadisme, masochisme, pedopilia, brestilia,
homoseksual, fetisisme, frotteurisme, dan lain sebagainya. Keluhan awalnya
adalah merasa impoten bila menghadapi istri/suami sebagai pasangan hidupnya,
karena merasa tidak tertarik lagi. Semakin ia didesak oleh pasangannya maka ia
semakin tidak berkutik, bahkan menjadi cemas. Gairah seksualnya kepada pasangan
yang sebenarnya justru bisa bangkit lagi jika ia telah bertemu dengan idamannya
(kakek/nenek).
14. Zina
adalah
hubungan seksual yang dilakukan dengan orang yang bukan pasangan sah-nya, alias
bukan suaminya atau bukan istrinya. Dengan definisi ini, sepasang remaja yang
belum menikah jika nge-seks maka mereka disebut berzina. Seorang pria yang nge-seks
sama wanita yang bukan istrinya juga disebut berzina. Ini juga termasuk incest,
alias hubungan sedarah, atau hubungan seks sesame anggota keluarga sendiri non
suami-istri seperti antara ayah dengan anak ceweknya, ibu dengan anak cowoknya,
kakak dengan adiknya.
Gambar
1.2 pelaku Zina
BAB II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penyimpangan
seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan
kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh
orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab
terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau
kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan
faktor genetic.dan macam-macam bentuk penyimpangan
seksual ialah :
Homoseksual, Sadomasokisme,
Ekshibisionisme, Voyeurisme, Fetishisme, Pedophilia
/ Pedophil / Pedofilia / Pedofil, Bestially, Incest,
Necrophilia/Necrofil, Zoophilia, Sodomi, Frotteurisme/Frotteuris, Gerontopilia, dan Zina.
B.
Solusi
Jika
Anda merasa memiliki perilaku seperti disebutkan di atas, yang pertama harus
disadari adalah kecanduan seksual adalah masalah serius yang tidak akan hilang
dengan sendirinya. Anda harus mendapatkan pengobatan atau terapi untuk
menyembuhkannya.
Kebanyakan penderita merasa kesulitan untuk mengubah
perilakunya sendiri. Mengobati kecanduan seks, seperti kecanduan lainnya,
sangat tergantung dari orang bersangkutan. Jika ia bisa menyadari bahwa
perbuatannya salah dan ada kemauan untuk mengubahnya, pengobatan menjadi lebih
mudah. Proses pengobatan bisa berupa serangkaian terapi mengenai kesehatan
seksual, hubungan cinta yang sehat, pernikahan, atau mengikuti program support
group. Terkadang obat-obatan tertentu, seperti Prozac atau Anafranil,
diperlukan untuk menahan dorongan seksual yang berlebihan.
Selain itu Perlu Anda sadari juga bahwa
tidak ada seorang pun yang bisa sembuh dari rasa ketagihan kecuali ia menerima
bahwa dirinya punya masalah dan bertekad untuk berubah. Untuk menghadapi masalah seperti
itu kita juga bisa melakukan beberapa upaya dan usaha yang lain untuk mengatasi
penyimpangan yang disebut di atas yaitu :
1. Upaya-upaya mengantisipasi
penyimpangan seksual
a. Penanaman nilai dan norma yang kuat
Melalui proses sosialisasi ditanamkan
nilai dan norma pada setiap individu secara baik dan kuat.
b. Pelaksanaan peraturan yang konsisten
Upaya mencegah penyimpangan dengan
memberlakukan peraturan yang konsisten.
c. Berkeperibadian yang kuat dan teguh
Sikap dan sifat yang dimiliki secara
khas dari seseorang individu member jawaban dan tanggapan posotif, atas suatu
keadaan sehingga mampu berpikir, berperilaku yang baik, kuat, dan teguh.
2. Usaha-usaha untuk mengatasi
penyimpangan seksual
a. Sanksi yang tegas
Pada pelaku penyimpangan sudah
sepantasnya sanki yang berupa hukuman yang tegas sesuai dengan hukum yang
berlaku.
b. Penyuluhan-penyuluhan
Kepada pelaku penyimpangan kita ajak
untuk kembali sadar, berperilaku sesuai dengan nilai dan norma melalui
penyuluhan.
3. Sikap yang cocok dalam menghadapi
penyimpangan seksual
a. Tidak mudah terpengaruh
b. menjauh hal-hal yang negatif
C. Saran
Kita mengetahui masalah seperti di
atas itu hanya untuk pengetahuan dan supaya kita dapat menjauhinya, bukan untuk
dipraktekan. Semoga kita dapat dijauhkan dari hal-hal yang seperti ini.
DAFTAR
PUSTAKA
http://kumpulblogger.com/lempar.php?